Deskripsi Masalah
Dalam
ibadah-ibadah tertentu, syariah islam memiliki istilah-istilah tersendiri,
seperti nama-nama shalat dan sebagainya. Ketika istilah itu diterjemahkan maka
akan terjadi perubahan penyebutan. Contoh; الظهر diterjemahkan menjadi dhuhur
(seharusnya dhuhr), العصر menjadi ‘asar , المغرب menjadi magrib (bagi
sebagian orang), العشاء menjadi ‘isah, الصبح menjadi subuh, sobbu.
Pertanyaan
Apakah terjemahan istilah syar’i semacam itu dapat
mempengaruhi sah tidaknya suatu ibadah? Mohon penjelasan!
Jawaban
Tidak mempengaruhi, karena penyebutan
istilah-istilah tersebut sudah termasuk ta’yin dan penggunaannya menurut
kebiasaan sudah tertentu pada istilah-istilah tersebut dan tidak bisa diarahkan
ke lainnya.
Dasar pengambilan hukum:
1.
اعانة الطالبين، جـ1، صـ 128

2.
الأشباه والنظائر، صـ 67
تنبيه انما يتجاذب الوضع والعرف فى العربي اما العجمي
فيعتبر عرفه قطعا إذ لا وضع يحمل عليه اهـ
[1] Hasil Keputusan
Bahtsul Masail NU Pamekasan Bulan Oktober 2011 di kediaman K. Masykur, Masjid Robiatul
Adawiyah Desa Ponteh (MWCNU Galis), Hari Sabtu (Malam Ahad) 18 Dzul Qa’dah 1432
H./ 15 Oktober 2011 M.
Labels:
Masalah lain-lain,
Pembahasan Bahtsul Masasil
Thanks for reading Menterjemahkan istilah-istilah syar’i. Please share...!
0 Comment for "Menterjemahkan istilah-istilah syar’i"